SLIDE1

Blogger templates

Senin, 26 Desember 2016

Mengenal pengertian Logika.

- Tidak ada komentar


     Kata logika dalam keseharian kita adalah sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh masyarakat. Dan oleh karena itu, kita akan membahas seluruh seluk beluk tentang logika alias cara berpikir benar secara mudah pastinya. 

     Nah, kita akan membahas secara ringan mulai dari sejarah logika, objek logika, manfaatnya, dan semua bab yang ada didalam pembahasan ilmu logika secara satu-persatu.

      Oke, untuk kali ini saya akan memperkenalkan logika secara umumnya saja, Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. oke, itu hanya definisi umumnya, definisi lainnya adalah sebuah alat pengetahuan yang memungkinkan kita untuk terhindar dari kesalahan berpikir.

     Hmmm… kesalahan berpikir?? mulai bingung pastinya ya.. ribet memang. jadi, apa yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan YME yang lain?. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak sesuai keinginannya dan berpikir, atau secara pendeknya bisa dibilang Manusia adalah hewan yang berpikir. yuk, kita pilah satu-persatu :
  1. Manusia adalah makhluk hidup. ini menandakan bahwa kita bukan benda mati bukan?. tetapi tumbuhan dan hewan-hewan yang lainnya juga merupakan makhluk hidup. lalu apa yang membedakannya?
  2. Manusia bergerak sesuai dengan keinginannya. ini menandakan bahwa kita berbeda dengan tumbuhan, karena tumbuhan adalah makhluk hidup yang tidak bergerak sesuai keinginannya (iradah), bisa disebabkan oleh angin, sinar matahari, dan lain-lain. tetapi hewan-hewan yang lain juga bergerak sasuai keinginannya. lalu apa yang membedakannya?
  3. Manusia adalah hewan yang berpikir. yup, manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan YME yang dikaruniai dengan proses berpikir. dan tentu sobat akan bertanya, bukankan hewan-hewan yang lain juga mempunyai otak? lalu mengapa tidak berpikir?, nah, jawabannya akan kita jawab di postingan selanjutnya.
      Kesimpulannya adalah hal yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan YME yang lain adalah berpikir. Berpikir adalah karunia Tuhan YME yang diberikan kepada kita yang benar-benar kita sadari. Bukankan kita semua berpikir??

      logika tidak membuat manusia untuk berpikir. Yup, sama sekali tidak!!, karena berpikir adalah identitas kitansejak diciptakan. Logika datang untuk mengajarkan kita cara berpikir dengan benar.
        semoga bermanfaat.

Apa Manfaat Mempelajari Ilmu Logika?

- Tidak ada komentar
    




     Apabila kita ingin mempelajari atau melakukan sesuatu, tentu kita harus mengetahui manfaat dari sesuatu itu bukan?. Karena Melakukan sesuatu yang belum diketahui manfaatnya bisa diibaratkan dengan berjalan dilorong yang gelap tanpa diketahui kemana lorong itu berujung. Dan terkadang hanya membuang waktu saja. 

      Ketika anda ingin membaca suatu buku atau mata pelajaran tertentu, biasanya hal yang paling awal disampaikan didalam buku tersebut adalah definisi, objek permasalahan, tujuan serta manfaat buku itu disusun. Hal ini sangat penting, sehingga pembaca atau peniliti dapat mengerti garis besar dari isi buku tersebut. ini juga mencakup dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang ada disekitar kita, tak terkecuali ILMU LOGIKA.

APA MANFAAT MEMPELAJARI LOGIKA???

     Seiring berkembangnya zaman, banyak sekali jenis ilmu pengetahuan yang ada sekarang adalah buah hasil dari pemikiran manusia, dan tak dapat dipungkiri bahwa manusia terkadang menghasilkan pemikiran yang benar dan diterima dan terkadang juga menghasilkan pemikiran yang salah dan ditolak.

        Benar dan salah adalah hal yang sangat manusiawi. Akan tetapi, jika manusia terkadang salah ketika berpikir, maka dapat dipastikan manusia membutuhkan metode-metode untuk terhindar dari kesalahan dalam berpikir bukan?. Oleh karena itu, manfaat logika adalah menghindarkan manusia dari kesalahan dalam berpikir. Ilmu Matematika menawarkan kepada kita metode-metode atau rumus-rumus ketika menghadapi permasalahan seperti aritmatika atau logaritma. Dengan kata lain, untuk terhindar dari kesalahan dalam berhitung, maka kita butuh mempelajari matematika. Dengan itu, akan sangat terasa manfaat mempelajari matematika. Matematika juga memiliki manfaat yang sangat banyak, karena kita tahu bahwa matematika sangat berperan penting dalam perkembangan kehidupan manusia hingga saat ini.

        Ilmu yang bertanggung jawab untuk memberikan metode-metode atau kaidah-kaidah umum untuk berpikir dengan benar adalah Ilmu Logika. Oleh karena itu, mempelajari logika adalah hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan !!.

       Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika logika mengarahkan manusia untuk berpikir secara benar, maka ilmu logika adalah ibu dari seluruh ilmu pengetahuan yang ada sekarang ini. Ilmu matemitika, Fisika, dan lain_lain adalah ilmu yang berlandaskan dengan logika, karena seluruh pemikiran manusia harus menggunakan logika. Berikut beberapa fiadah lainnya dari ilmu logika :
  1. Kita dapat memilah hal-hal yang ilmiah/rasional dan yang tidak.
  2. Kita dapat menilai hasil pemikiran orang lain, apakah sudah benar atau tidak.
  3. Kita dapat dengan mudah mempelajari bidang ilmu tertentu, dan mampu memilah garis besarnya.
Sobat logikers, itulah beberapa manfaat mempelajari logika. Semoga bermanfaat.

Kamis, 22 Desember 2016

Apakah Ada Jalan Menuju Kesempurnaan?

- Tidak ada komentar
 
 
Para filosof sejak dulu mengatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir. Mereka memahami bahwa esensi manusia tidak terlepas dari unsur hewaniah (kebinatangan) yang merupakan sisi persamaan antara manusia dengan jenis binatang lainnya, dan natiqiyah (pola fikir) yang membedakan mereka dari makhluk lainnya. Berdasarkan ini, para filosof menyimpulkan bahwa dalam waktu yang sama manusia adalah manusia (yang memikul unsur-unsur kemanusiaan) dan binatang (yang memiliki unsur-unsur kebinatangan).karena, manusia adalah hewan yang berpikir.

Di sisi lain, para teolog berpendapat bahwa manusia adalah eksistensi yang memiliki dimensi akal dan tabiat (potensi) seperti ghadab (marah), syahwat, dan hawa nafsu. Yang dengan kolaborasi kedua dimensi tersebut, manusia bisa melejit ke puncak kesempurnaannya yaitu kemanusiaannya, atau sebaliknya mendarat di dasar kehinaannya yaitu kebinatangannya. Semuanya tergantung bagaimana mereka memahami dan memanfaatkan kedua dimensi ini.
Lantas bagaimana manusia memanfaatkan potensi yang dimilikinya agar sampai kepada kesempurnaannya dan terhindar dari lubang kehinaannya?. 
Jawaban atas pertanyaan ini sejak lama telah diajukan oleh sang pemimpin  spritual manusia setelah Nabi saw, yaitu Imam Ali as. Dalam salah satu perkataannya beliau menjelaskan, "Sesungguhnya Allah azza wa jalla memberi malaikat akal tanpa syahwat, dan memberi hewan (binatang) syahwat tanpa akal, dan memberi manusia akal dan syahwat. Barang siapa yang menjadikan akalnya pemimpin atas syahwatnya, maka dia lebih mulia dari malaikat. Dan barang siapa yang menjadikan syahwatnya pemimpin bagi akalnya, maka dia lebih hina dari binatang," 
Hadits ini dengan gamblang menjelaskan bahwa satu-satunya jalan agar manusia mampu mencapai kesempurnaan adalah dengan menjadikan akal sebagai pemimpin bagi potensi lain yang ada dalam dirinya. Yaitu menjadikan akal sebagai satu-satunya filter yang senantiasa mengontrol dan mengatur segala aktifitas potensi-potensi tersebut. Dengan demikian, segala aktifitas dan perilaku manusia akan sesuai dengan akalnya. 
Dalam kumpulan Sya'irnya Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan,
Paling utama pemberian ar-Rahman kepada seseorang adalah akalnya
Kebaikan apapun tidak menyerupai keutamaannya
Jika Dia menyempurnakan akalnya
Maka sempurnalah akhlak dan budi pekertinya
Kesempurnaan akal menghiasi seorang pemuda di sosialnya
Meski dia kekurangan dalam pendapatannya.
Hinalah sosial orang yang kurang akalnya
Meski keturunan dan kedudukan membesarkannya.
Namun, jika manusia lebih mengutamakan potensi lain (seperti syahwat) dari akalnya, maka dia akan terjatuh ke dasar kehinaannya. Hal ini karena akal yang seharusnya menjadi filter  dalam setiap aktifitasnya, malah menjadi mesin penghasil yang menunjang kerakusan syahwat dan kehausan hawa nafsunya. 
Konsekuensi logisnya, kehidupan mereka akan senantiasa diwarnai dengan akhlak dan budi pekerti yang buruk dan tercela. Hal ini, karena  kelaziman pertama dari mengikuti hawa nafsu dan syahwat yang ditunjang oleh kecerdasan akal adalah lahirnya sifat-sifat tercela seperti rakus, pemarah, hasut, iri dan dengki, munafik, dan sifat-sifa tercela lainnya yang mengantarkan mereka ke lubang kehinaan.
Karenanya, al-Imam as menegaskan, " barang siapa yang menjadikan syahwatnya pemimpin dalam jiwanya, maka dia lebih hina dari binatang."
Berdasarkan hal di atas, jelaslah bahwa faktor utama kesempurnaan seseorang terdapat dalam dirinya, begitu juga sebaliknnya. Tinggal bagaimana dia memanfaatkan dan mengoperasikan faktor tersebut, apakah dioperasikan kejalan kesempurnaan, atau sebaliknya. wallahuallam.

Selasa, 20 Desember 2016

Hikmah ahlul bait : Belajar Dari Imam Ja’far yang Menguasai berbagai macam Bahasa.

- Tidak ada komentar


Seberapa pentingkah menguasai Bahasa asing? 

Bahasa adalah suatu pengantar komunikasi antara suatu individu dengan individu lainnya. Macam – macam alat komunikasi dan manfaatnya salah satunya adalah bahasa. Bahasa sangat penting untuk dapat mengetahui maksud dan tujuan orang lain. Dengan demikian, kita akan langsung merasakan manfaat yang luar biasa jika mampu menguasai Bahasa tertentu. 

Poliglotisme adalah kemampuan menuturkan beberapa bahasa dengan sangat mahir. Belum ada kesepakatan mengenai berapa banyak bahasa yang harus dikuasai seseorang agar bisa disebut poliglot. Ada yang menetapkan "empat atau lebih", karena penutur dua atau tiga bahasa biasanya disebut dwibahasa (bilingual) dan tribahasa (trilingual). Istilah multibahasa juga mirip dengan poliglot.

Ahli bahasa Richard Hudson memakai kata "hiperpoliglot" untuk menyebut orang yang fasih berbicara dalam enam bahasa atau lebih.

Mari kita belajar dari imam Ja’far Shadiq AS, tertulis didalam sejarah bahwa Beliau As mampu menguasai beberapa Bahasa di zamannya.

RIWAYAT TENTANG IMAM JA’FAR SHADIQ YANG MENGUASAI BEBERAPA BAHASA

Kita sudah mengetahui bahwa nenek dari imam Ja’far Shadiq AS atau ibunda dari imam Zainal Abidin Bin Alhusain As adalah seorang putri raja dari Persia, siapa lagi kalau bukan  putri Syahr Banu, putri Yazdgard-raja terakhir kerajaan Syasyani di Persia. Oleh karena itu, tidak heran jika imam Ja’far Shadiq As mampu menguasai Bahasa farsi dengan sangat fasih. Hal ini dibuktikan dengan beberapa riwayat tentang itu, diantaranya :

Diriwayatkan dari Abu bashir, ia berkata,’aku pernah berada disamping Abu Abdillah As (Panggilan Imam Ja’far As) , dan disamping beliau terdapat orang-orang yang berasal dari Khurasan, dan beliau As berbicara dengan mereka dengan Bahasa yang tidak aku mengerti’.

Diriwayatkan, ada sekelompok orang dari khurasan, Persia datang menghadap imam Ja’far As, kemudian beliau As memulai percakapan dengan Bahasa Arab , “barang siapa yang terlalu suka menumpuk-numpukkan harta dan terlalu menjaganya, maka Allah akan menghukuminya sesuai ukurannya”. Merekapun menjawab dangan Bahasa Farsi, mereka tak mampu berbicara dengan Bahasa arab. Sehingga imam As berbicara dengan Bahasa farsi “هركه درم انذو زدجزايس ذو زج باشد

Bahkan, murid-murid imam Shadiq As adalah orang-orang arab dan beberapa diantaranya berasal dari luar arab dengan kemampuan Bahasa yang berbeda-beda, Beliau As mampu berbicara dan menjelaskan pelajaran  terhadap murid-muridnya sesuai dengan Bahasa mereka masing-masing,
Diriwayatkan dari Aban bin Taghlab, ia berkata,’aku berada di kota Madinah dan ingin berjumpa dengan imam Shadiq As, dan ketika aku mendekati pintu rumah beliau As, aku menjumpai orang-orang yang tidak terlalu kukenal, mereka berkata.” Kami baru saja menjumpai imam As dan beliau menyampaikan hadist kepada kami, dan beliau berbicara dengan lima belas orang diantaranya dengan bahasa yang berbeda-beda, yaitu dengan Bahasa Persia, bahasa arab,  Bahasa dari Abyssinia, dan Bahasa slavia.
    
Sebagian dari merekapun berkata,” hadist apa yang ia ajarkan ini”. Mereka yang berasal dari arabpun menjawab, “Beliau As menyampaikan dengan Bahasa arab”. Orang Persia pun menjawab,”kami tidak paham, lalu beliau As menyampaikan dengan Bahasa farsi”. Lalu yang berasal dari negeri abyssiniapun menjawab,’beliau As menyampaikan dengan Bahasa dari Abyssinia”.

Akhirnya mereka memutuskan kembali untuk menghadap Imam As dan menanyakan hal ini, maka imam Ja’far As menjawab, “hadistnya tetap satu, namun aku menjelaskan kepada kalian sesuai Bahasa masing-masing”.
 Konon, Imam ja’far Shadiq As juga menguasai Bahasa lainnya, seperti Bahasa Ibrani. kedudukan beliau sebagai imam adalah mampu menguasai berbagai macam bahasa dan mampu menjelaskan kepada umatnya di zaman itu.

kita dapat mengambil pelajaran, bahwa betapa pentingnya menguasai bahasa tertentu, tentu manfaatnya selain untuk berkomunikasi dan mendapatkan teman baru, kita juga bisa membuka khazanah dan pintu-pintu ilmu baru. sebagaimana yang dilakukan imam As tadi, keren kan?

yuk, belajar dari Imam Shadiq As.


Rujukan :
1. بصائر الدرجات. juz 7 dan 8, bab : 11 dan 12, hal : 96, 68.\
2.  hal 325. الاختصاص

Apakah Tuhan Adil Dalam Masalah Sosial?

- Tidak ada komentar
 
 
 
 
 
Sekali lagi, Tuhan itu adil dalam masalah apapun bagi orang-orang yang sadar dengan fitrahnya. Akan tetapi, Tuhan tidak adil bagi orang-orang yang tidak sadar dengan fitrahnya. Didalam Islam sendiripun, yang beriman adanya Tuhan, terkadang  menganggap bahwa Tuhan itu tidak adil. Karena kenapa? Karena adanya perbedaan dari sisi sosial. Sebenarnya, perbedaan sosial bukanlah suatu yang sedikit-sedikit kita sandarkan kepada Allah Swt. Jangan sampai kita lupa, Allah Swt memberi kita ikhtiyar (kehendak bebas). Kebanyakan manusia yang tidak menggunakan kesadaran fitrahnya berpendapat bahwa Allah Swt memberikan ikatan jabr (determinasi) terhadap ciptaan-Nya. Tidak, Allah Swt tidak mengikat makhluk-Nya dengan jabr (determinasi). Begitupula dalam masalah sosial dan ekonomi. Di kehidupan ini, manusia bebas memilih apa yang dia butuhkan, bahkan apa yang dia inginkan sekalipun. Manusia memilih dengan pilihan mereka sendiri. Akan tetapi jika pilihan yang dia dapatkan menurut dia tidak begitu membuat dia merasa puas dan senang dan bahkan membuat dia menderita, maka mulailah dia menyandarkan bahwa Tuhan itu tidak adil. Seperti itulah sebagian manusia, mereka tidak berfikir bahwa itu adalah pilihannya sendiri.
            Ada contoh yang akan penulis paparkan disini dalam masalah sosial, yaitu didalam perbedaan sosial antara Islam dan Barat, yang beriman kepada Allah Swt dan yang tidak beriman kepada-Nya. Orang Islam beriman kepada Allah Swt, akan tetapi, hidupnya banyak yang menderita, miskin, berkekurangan dari segi financial, dan lain-lain yang seperti kita ketahui bersama. Jika dibandingkan dengan kehidupan Barat, mereka hidup makmur, kaya,  tidak kekurangan dari segi financial, negaranya maju, sangat sedikit yang miskin.
Dari sini bisa kita lihat bahwa Tuhan tidak adil. Dia membiarkan orang-orang yang beriman kepada-Nya miskin, menderita, berkekurangan dari segi ekonomi dan membuat orang  yang tidak beriman kepada-Nya kaya, makmur, serba berkecukupan dari segi ekonomi, hidupnya enak tidak seperti orang Islam yang beriman kepada-Nya.
Muncullah pertanyaan, apakah Tuhan adil dalam masalah tersebut? Yang harus kita ketahui dahulu adalah bahwa semua perbuatan manusia itu tidak terlepas dari yang namanya ikhtiyar (kehendak bebas). Apa yang mereka dapatkan itu adalah dari pilihan mereka sendiri dan tidak ada keterpaksaan dari Tuhan sedikitpun.
Manusia bebas dalam menentukan pilihannya dan tindakannya, terlepas dari tekanan dan paksaan dari pihak mana pun. Tuhan tidak mencampuri sama-sekali manusia dalam menentukan tindakan dan pilihannya. Karena seseorang bebas menentukan pilihannya dalam setiap kehendaknya, – yakni dengan suatu kehendak yang bebas dan mandiri (free will) -, maka layak baginya balasan atas perbuatan baiknya maupun perbuatan jahatnya, ini berarti ranah kekuasaanNya atas kehidupan manusia terbatas. Artinya Ia tidak bersifat Mahakuasa.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa Islam itu sebagian besar miskin-miskin sementara orang barat yang tidak beriman kepada Allah Swt kaya-kaya, yaitu:
        Kurangnya ilmu pengetahuan.
        Sedikitnya usaha dan selalu ingin yang namanya instan atau tidak mau repot-repot.
        Tidak adanya keinginan untuk maju dan bangkit.
        Masuknya para penjajah ke Indonesia dan menjajahnya, serta mengambil apa yang mereka butuhkan dan membiarkan orang-orang Islam mati kelaparan dan menderita, dan lain-lain.
        Kesadaran fitrah manusia menolak jabr (determinisme)
Manusia di dunia, apakah dia beragama atau ateis, manusia jaman dulu atau jaman modern, yang kaya dan yang miskin, manusia dari negeri maju ataupun negeri yang tertinggal, semua percaya bahwa hukum harus mengatur dan berkuasa pada masyarakat dan incividu-individu anggota masyarakat harus bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan siapa pun yang melanggar hukum dan tatanan harus memperoleh suatu sanksi sebagai konsekuensi.
Ini jelas merupakan suatu pemahaman yang berlandaskan pada kenyataan bahwa seorang manusia memiliki kehendak bebas (free will) dalam memilih dan melaksanakan tindakan-tindakannya, dan tidak dikendalikan oleh “tangan-tangan gaib” di luar dirinya. Sehingga , oleh karena itu, ia menjadi patut untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Kesepakatan seluruh manusia akan perlunya hukum, jelas menjadi bukti bahwa fithrah manusia sadar bahwa pemahaman jabr (determinisme) keliru, dan fithrah manusia sadar bahwa dirinya dikaruniai kebebasan memilih tindakan-tindakannya. Karena ia benar-benar bebas memilih tindakan-tindakannya, maka adalah layak baginya bahwa ia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
        kehendak bebas manusia tidak berkontradiksi dengan Kemahakuasaan Tuhan Yang Mahapemurah
Perenungan akan kesadaran diri dan kehendaknya serta tindakannya menetapkan bahwa kita benar-benar bebas memilih tindakan yang hendak kita lakukan. Ini menetapkan bahwa tindakan kita benar-benar atas dasar kehendak kita sendiri yang bebas, tanpa paksaan “tangan-tangan gaib” dari luar diri kita, secara mandiri.
Di tinjau dari sisi lain, perbuatan kita, adalah bagian dari al-wujudat al-imkaniyyah (keberadaan-keberadaan yang mungkin) , tidak ada bagian mana pun dari semesta yang tidak beremanasi dari Wajib al-Wujud. Dari sisi ini, seluruh perbuatan dan kehendak bebas kita tidak terlepas dari dan adalah beremanasi dari Al-Wahid Al-Qahhar, – yakni Dia Yang Mahasempurna dalam Ketunggalan dan KekuasaanNya.
Kenyataan bahwa seluruh perbuatan dan kehendak bebas kita beremanasi dariNya, sama sekali tidak mengurangi makna dan realitas kemandirian dan kehendak bebas kita pada saat melakukan suatu tindakan. Maka tidak ada kontradiksi antara kehendak bebas manusia dan KemahakuasaanNya.
Bahwa perbuatan manusia adalah benar-benar berdasarkan kehendak bebasnya dan ditinjau dari sudut pandang lain sama sekali tidak terlepas dari KemahakuasaanNya adalah pemahaman yang benar. Pemahaman ini biasanya disebut al-amru bayna al-amrayn , yakni bukan jabr (determinisme) murni, bukan pula tawfidh (pelimpahan) murni, namun sesuatu yang lain dari keduanya.
Jadi disini adalah bahwa Tuhan tidak mencampurin urusan manusia dalam kehendaknya. Semua pilihan itu murni dari manusia itu sendiri. Ketika kita mengambil pilihan dan ternyata pilihan yang kita dapatkan tidak begitu memuaskan, maka kita harus terima apa adanya. Begitu pula sebaliknya, jika kita dengan pilihan kita mendapatkan kenikmatan yang membuat kita merasa bahagia, maka kita sebagai orang yang beriman harus bersyukur.

Senin, 19 Desember 2016

KISAH : Terjerumus Ke Dalam Lubang Setan

- Tidak ada komentar

Dahulu kala, ada seorang laki-laki, dia adalah anak paman nabi Musa as. Dia merupakan manusia terbaik setelah Musa dan Harun as. Yang mana Musa as di peringkat pertama dan Harun as di peringkat kedua, kemudian peringkat ke tiga adalah laki-laki itu.
Dia seorang 'alim yang memahami taurat beserta hukum-hukum yang terkandung di dalamnya dengan baik. Sehingga, Tidak ada seorangpun yang lebih baik pemahamannya darinya selain Musa as dan Harun as. Selain itu, dia juga seorang hamba yang taat dan sangat rajin dalam beribadah. Ketika membaca Taurat, dia selalu membacanya dengan penuh penghayatan dan kesedihan.
Suatu hari datang kepadanya iblis sang pemuka syetan dan rajanya. Dia berfikir untuk menyesatkan hamba yang taat dan 'alim ini.
Diapun mulai mengatur lubang-lubang kesesatan dan strategi bagaimana agar laki-laki ini jatuh ke dalamnya. Dan  dia mulai dengan mengutus syetan-syetannya. Namun, berulang-ulang mereka selalu kembali dengan kegagalan. Mengetahui hal ini, iblis tidak berputus asa, dia terus berusaha mencari titik kelemahan laki-laki ini.
Setelah beberapa lama, akhirnya iblis mengetahui bahwa titik kelemahan laki-laki ini ada di sisi harta. Karena, dia merupakan orang yang Allah bukakan baginya pintu-pintu rizki. Sampai-sampai kekayaannya yang melimpah ruahdan  menjadikan ia sebagai orang terkaya ketika itu.
Namun, ketika hari ujian tiba, dia gagal dan tak mampu melewatinya. Karenanya, dia merugi di akhiratnya.
Ujian itu datang melalui lisan nabi Musa as. Dia berkata, :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu untuk membayar zakat!
Laki-laki itu berkata: "Berapa?
Musa as menjawab : "satu dari seribu (setiap seribu keluarkan satu)
Laki-laki yang taat beribadah itu berkata kepada nabi Musa as,:
"Ga papa, tapi saya akan mengeceknya terlebih dahulu.
Kemudian ia pergi ke rumahnya untuk menghitung berapa jumlah yang harus dia keluarkan sebagai zakat. Setelah selesai, Dia melihat bahwa jumlah yang harus dikeluarkan begitu banyak, misalkan dia harus mengeluarkan seribu ekor kambing. Jika harga setiap ekor sepuluh juta, maka berapa harga seribu ekor?, "bagaimana saya harus mengeluarkan harta sebanyak ini secara cuma-cma?. Begitu gumam dalam hatinya.
Dalam kondisi seperti ini, datanglah syetan-syetan mewaswasi dan menipu dayanya. Setelah berbagai usaha, akhirnya mereka berhasil membuat laki-laki taat ini memutuskan untuk tidak membayar zakat. Dan Inilah awal pembangkangannya terhadap Musa as.
Tidak berhenti di situ, diapun mulai menghasut orang-orang. Dia berkata bahwa Musa as telah mengambil banyak hal dari mereka. Sekarang dia menginginkan harta kalian, maka jangan kalian penuhi permintaannya.
Selanjutnya, untuk menjatuhkan keperibadian Musa as, dia meminta orang-orang yang telah dihasutnya untuk mendatangkan seorang pelacur. Setelah mereka mendatangkannya, kemudian dia membayar perempuan itu untuk menghinakan Musa as di hadapan halayak umum.
Dan ya, tibalah hari ied. Musa as naik mimbar dan menyampaikan ceramah. Dalam isi ceramahnya Musa as mengatakan,:
" Wahai segenap manusia! Barang siapa di antara kalian berzina dan dia seorang lajang, maka dia harus dicambuk seratus cambukan. Dan barang siapa berzina sementara dia sudah menikah, maka harus dirajam sampai mati."
Berdirilah Qarun, laki-laki terbaik ketiga setelah Musa dan Harun as, dialah ahli ibadah yang dengan baik memahami taurat, dan selalu membacanya dengan penuh penghayatan. Lalu berkata kepada Musa as,:
" Wahai Musa!  Jika anda yang melakukan hal itu, apakah hukum ini mencakup anda juga?
"Musa as menjawab : Ya,
Qarun melanjutkan perkataannya,:
" Berdirilah wahai wanita (ia memberikan isyarat kepada wanita pelacur tadi).
setelah berdiri, lalu Qarun berkata: Wahai Musa,! Bagaimana kamu mengatakan hal ini kepada bani isra'il sementara kamu telah berzina dengan perempuan ini. Dia telah bersaksi dihadapanku atas hal ini. Bagaimana kamu menasihati orang lain sementara kamu bukanlah orang yang terdidik?.
Mendengar hal ini, marahlah Musa as. Lalu menghadap kepada wanita tadi seraya bertanya,
" Benarkah apa yang dikatakan Qarun ? 
wanita itu diam dan tak menjawab.
Lalu Musa as mengulangi pertanyaannya,
" Bersumpahlah Demi zat yang telah menyelamatkan bani isra'il di lautan, dan yang telah menurunkan taurat kepadaku. Benarkah apa yang dikatakan Qarun?
Kali ini sang perempuan mendapatkan sisa-sisa fitrahnya, lalu berkata kepada Musa as,
" Tidak, itu semua bohong. Sebenarnya Qarun telah membayarku untuk memfitnah dan menuduhmu dengan zina."
Marahlah Musa as kepada Qarun yang merupakan anak pamannya.
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: "Sesungguhnya aku telah menjadikan tanah tunduk atas perintahmu".
Lalu Musa berkata kepada tanah, : " Wahai tanah ambilah Qarun, 

seketika itu tanah langsung menelan Qarun beserta kedua temannya yang ketika itu bersamanya.
Berakhirlah kisah seorang hamba yang 'alim dan ta'aat beribadah ini dengan akibat yang buruk, harta yang melimpah ruah  tidak mampu menyelamatkannya. Dia yang sebelum datang cobaan dan ujian merupakan seorang yang taat dan orang terbaik ketiga setelah Musa dan Harun as, namun kini harus kandas dilubang kehinaan. Dia tidak mampu menyelesaikan ujiannya dan masuk ke perangkat Musuh yaitu iblis dan bala tentaranya.
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, hendaklah kita selalu bersikap waspada dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah swt.  Karena, mungkin satu ujian kita bisa lewati, namun seribu lainnya telah menanti.
Senjatanya adalah hendaklah kita memusuhi syetan di segala sisi dan lini. Jangan sampai dia Musuh di halayak umum tapi teman dikesendirian. Menyucikan dan menghindarkan diri darinya di mesjid, tetapi menyambanginya di pasar dan toko-toko jualan.
Allah berfirman, " Wahai orang-oran yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebaik-baiknya ketakwaan. Dan Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim." (al-Imran-102)