Dahulu kala, ada seorang laki-laki, dia adalah anak paman nabi Musa as. Dia
merupakan manusia terbaik setelah Musa dan Harun as. Yang mana Musa as di
peringkat pertama dan Harun as di peringkat kedua, kemudian peringkat ke tiga
adalah laki-laki itu.
Dia seorang 'alim yang memahami taurat beserta hukum-hukum yang terkandung
di dalamnya dengan baik. Sehingga, Tidak ada seorangpun yang lebih baik
pemahamannya darinya selain Musa as dan
Harun as. Selain itu, dia juga seorang hamba yang taat dan sangat rajin dalam
beribadah. Ketika membaca Taurat, dia selalu membacanya dengan penuh
penghayatan dan kesedihan.
Suatu hari datang kepadanya iblis sang pemuka syetan dan rajanya. Dia
berfikir untuk menyesatkan hamba yang taat dan 'alim ini.
Diapun mulai mengatur lubang-lubang kesesatan dan strategi bagaimana agar
laki-laki ini jatuh ke dalamnya. Dan dia
mulai dengan mengutus syetan-syetannya. Namun, berulang-ulang mereka selalu
kembali dengan kegagalan. Mengetahui hal ini, iblis tidak berputus asa, dia
terus berusaha mencari titik kelemahan laki-laki ini.
Setelah beberapa lama, akhirnya iblis mengetahui bahwa titik kelemahan
laki-laki ini ada di sisi harta. Karena, dia merupakan orang yang Allah bukakan
baginya pintu-pintu rizki. Sampai-sampai kekayaannya yang melimpah ruahdan menjadikan ia sebagai orang terkaya ketika itu.
Namun, ketika hari ujian tiba, dia gagal dan tak mampu melewatinya.
Karenanya, dia merugi di akhiratnya.
Ujian itu datang melalui lisan nabi Musa as. Dia berkata, :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu untuk membayar zakat!
Laki-laki itu berkata: "Berapa?
Musa as menjawab : "satu dari seribu (setiap seribu keluarkan satu)
Laki-laki yang taat beribadah itu berkata kepada nabi Musa as,:
"Ga papa, tapi saya akan mengeceknya terlebih dahulu.
Kemudian ia pergi ke rumahnya untuk menghitung berapa jumlah yang harus dia
keluarkan sebagai zakat. Setelah selesai, Dia melihat bahwa jumlah yang harus
dikeluarkan begitu banyak, misalkan dia harus mengeluarkan seribu ekor kambing.
Jika harga setiap ekor sepuluh juta, maka berapa harga seribu ekor?,
"bagaimana saya harus mengeluarkan harta sebanyak ini secara cuma-cma?.
Begitu gumam dalam hatinya.
Dalam kondisi seperti ini, datanglah syetan-syetan mewaswasi dan menipu
dayanya. Setelah berbagai usaha, akhirnya mereka berhasil membuat laki-laki
taat ini memutuskan untuk tidak membayar zakat. Dan Inilah awal
pembangkangannya terhadap Musa as.
Tidak berhenti di situ, diapun mulai menghasut orang-orang. Dia berkata
bahwa Musa as telah mengambil banyak hal dari mereka. Sekarang dia menginginkan
harta kalian, maka jangan kalian penuhi permintaannya.
Selanjutnya, untuk menjatuhkan keperibadian Musa as, dia meminta
orang-orang yang telah dihasutnya untuk mendatangkan seorang pelacur. Setelah
mereka mendatangkannya, kemudian dia membayar perempuan itu untuk menghinakan
Musa as di hadapan halayak umum.
Dan ya, tibalah hari ied. Musa as naik mimbar dan menyampaikan ceramah.
Dalam isi ceramahnya Musa as mengatakan,:
" Wahai segenap manusia! Barang siapa di antara kalian berzina dan dia
seorang lajang, maka dia harus dicambuk seratus cambukan. Dan barang siapa
berzina sementara dia sudah menikah, maka harus dirajam sampai mati."
Berdirilah Qarun, laki-laki terbaik ketiga setelah Musa dan Harun as,
dialah ahli ibadah yang dengan baik memahami taurat, dan selalu membacanya
dengan penuh penghayatan. Lalu berkata kepada Musa as,:
" Wahai Musa! Jika anda yang
melakukan hal itu, apakah hukum ini mencakup anda juga?
"Musa as menjawab : Ya,
Qarun melanjutkan perkataannya,:
" Berdirilah wahai wanita (ia memberikan isyarat kepada wanita pelacur
tadi).
setelah berdiri, lalu Qarun berkata: Wahai Musa,! Bagaimana kamu mengatakan
hal ini kepada bani isra'il sementara kamu telah berzina dengan perempuan ini.
Dia telah bersaksi dihadapanku atas hal ini. Bagaimana kamu menasihati orang
lain sementara kamu bukanlah orang yang terdidik?.
Mendengar hal ini, marahlah Musa as. Lalu menghadap kepada wanita tadi
seraya bertanya,
" Benarkah apa yang dikatakan Qarun ?
wanita itu diam dan tak menjawab.
Lalu Musa as mengulangi pertanyaannya,
" Bersumpahlah Demi zat yang telah menyelamatkan bani isra'il di
lautan, dan yang telah menurunkan taurat kepadaku. Benarkah apa yang dikatakan
Qarun?
Kali ini sang perempuan mendapatkan sisa-sisa fitrahnya, lalu berkata
kepada Musa as,
" Tidak, itu semua bohong. Sebenarnya Qarun telah membayarku untuk
memfitnah dan menuduhmu dengan zina."
Marahlah Musa as kepada Qarun yang merupakan anak pamannya.
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: "Sesungguhnya aku telah menjadikan
tanah tunduk atas perintahmu".
Lalu Musa berkata kepada tanah, : " Wahai tanah ambilah Qarun,
seketika itu tanah langsung menelan Qarun beserta kedua temannya yang
ketika itu bersamanya.
Berakhirlah kisah seorang hamba yang 'alim dan ta'aat beribadah ini dengan
akibat yang buruk, harta yang melimpah ruah tidak mampu menyelamatkannya. Dia
yang sebelum datang cobaan dan ujian merupakan seorang yang taat dan orang
terbaik ketiga setelah Musa dan Harun as, namun kini harus kandas dilubang
kehinaan. Dia tidak mampu menyelesaikan ujiannya dan masuk ke perangkat Musuh
yaitu iblis dan bala tentaranya.
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, hendaklah kita selalu
bersikap waspada dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah swt. Karena, mungkin satu ujian kita bisa lewati,
namun seribu lainnya telah menanti.
Senjatanya adalah hendaklah kita memusuhi syetan di segala sisi dan lini.
Jangan sampai dia Musuh di halayak umum tapi teman dikesendirian. Menyucikan
dan menghindarkan diri darinya di mesjid, tetapi menyambanginya di pasar dan
toko-toko jualan.
Allah berfirman, " Wahai orang-oran yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebaik-baiknya ketakwaan. Dan Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan
muslim." (al-Imran-102)